Psikologi Warna Pada Website, Menurut Neil Patel seorang pakar bisnis digital, banyak pelaku bisnis dengan brand top yang secara terus-menerus meningkatkan pengetahuan mereka terkait dengan hal psikologi warna ini.

Psikologi Warna Pada Website

Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan oleh US National Library of Medicine National Institutes of Health , kita mengetahui bahwa ada kemungkinan warna memang berdampak pada sikap kita karena adanya preferensi pribadi, pengalaman, pendidikan, perbedaan budaya, dan konteks lainnya yang cukup kompleks.

Website terdiri dari dua hal penting, yang terlihat dan yang tak terlihat. Hal yang terlihat adalah user interface. Warna merupakan salah satu hal yang bertanggung jawab pada sebuah interface. Sehingga untuk membuat sebuah website pemilihan terhadap warna sangat penting.

Hal ini juga dikuatkan oleh Institut untuk research warna dalam Krischer disampaikan bahwa user memberikan penilaian dibawah sadar terhadap website dalam waktu 90 detik, dan 90% penilaian berdasar pada warna.

Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif data-data yang didapat dari studi literatur mengenai teori psikologi warna Goethe dan Itten dipetakan kedalam teori kombinasi warna sehingga didapat kesan yang muncul dari psikologi kombinasi warna pada website. Kata Kunci: psikologi warna, kombinasi warna, website.

Website tentu sudah tidak asing lagi bagi kebanyakan orang karena website sekarang digunakan untuk banyak kepentingan mulai dari kepentingan pribadi hingga kepentingan corporate. Website sendiri dibangun dari dua hal penting, yang tidak dapat dilihat secara langsung oleh user dan yang dapat terlihat secara langsung oleh user.

Coding yang membangun sebuah website merupakan hal yang tidak dapat dilihat secara langsung oleh user sedangkan tampilan user interface merupakan hal yang dapat dilihat langsung oleh user. User Interface tidak lepas dari komponen desain, komponen yang memberikan keindahan pada tampilan sebuah website.

Baca Juga :  Kota dengan Internet Tercepat di Indonesia

Komponen desain dibentuk dari beberapa unsur seperti Layout and Composition, Color, Texture, Typography, dan Imagery. Setiap unsur memiliki tanggung jawab yang berbeda dalam sebuah website seperti Layout and Composition yang bertanggung jawab pada tata letak.

Warna bertanggung jawab pada estetika dan identitas website, Texture bertanggung jawab pada tampilan yang khas pada permukaan sebuah website, Typography bertanggung jawab pada penyampaian informasi, serta imagery yang bertanggung jawab pada perwujudan tampilan gambar dari informasi yang sampaikan warna sebagai komponen yang bertanggung jawab pada estetika dan identitas sebuah website, menjadikan warna sebagai salah satu komponen yang sangat penting dalam sebuah website.

Teori warna ini tidak berarti Anda memanipulasi customer atau pelanggan Anda agar mereka mau membeli apa yang sebenarnya tidak mereka perlukan. Sebaliknya, justru dengan memilih warna yang tepat, Anda bisa mendapat keuntungan yang lebih dibandingkan dengan kompetitor bisnis Anda.

Penerapan teori ini juga bisa memberikan kesempatan bagi Anda dalam menyampaikan pesan secara efektif dan memenuhi kebutuhan audiens atau pasar Anda. Sebenarnya yang paling utama adalah Anda bisa meningkatkan branding bisnis Anda.

Klasifikasi Warna Dasar

Menurut teori Brewster, untuk menyederhanakan warna yang ada di alam, warna dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral.

  • Warna Primer
    Warna primer adalah warna dasar yang bukan campuran dari warna-warna lain. Yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan kuning.
  • Warna Sekunder
    Warna sekunder adalah hasil percampuran warna-warna primer, dengan proporsi 1 banding 1. Misalnya, jingga adalah hasil campuran merah dan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, sedangkan ungu adalah campuran merah dan biru.
  • Warna Tersier
    Warna tersier adalah campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Misalnya, jingga kekuningan diperoleh dari pencampuran warna kuning dan jingga.
  • Warna Netral
    Warna netral adalah hasil campuran dari tiga warna dasar (sebagaimana tersebut di atas) dalam proporsi seimbang. Warna netral sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya, hasil campuran yang tepat akan menghasilkan warna hitam.
Baca Juga :  Kualitas Website Harus Bagus, Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhinya?

Psikologi Warna Pada Website

klasifikasi warna terkait branding dan marketing dapat dibagi menjadi seperti infografik yang telah didesain oleh website TheLogoCompany berikut ini.

Psikologi Warna Pada Website

Psikologi Warna Pada Website

  • Warna Kuning
    Warna kuning atau background kuning, customer Anda akan mendapatkan kesan branding yang hangat. Bila Anda bergerak di bidang bisnis yang membutuhkan dukungan komunitas kuat, Anda dapat menggunakan warna ini pada brand Anda. Misalnya juga pada pewarnaan merchandise Anda bagi customer.
  • Warna Jingga
    Warna Jingga melambangkan sebuah antusiasme, jika Anda ingin produk atau jasa Anda dapat mengambil  perhatian orang-orang, Anda bisa memilih warna jingga.
  • Warna Merah
    Warna merah merupakan salah satu warna yang sangat kuat. Yang  akan menimbulkan kesan berani, menggugah semangat  dan cenderung ambisius jika memilih warna ini.
  • Warna Ungu
    Warna ungu adalah warna yang memacu imajinasi, warna ini bisa menimbulkan kesan kreatif.
  • Warna Biru
    Warna biru memberi kesan kuat dan dapat dipercaya. Kami juga menggunakan warna biru dalam membuat branding kami untuk menunjukkan bahwa kami merupakan provider hosting aman dan dapat diandalkan.
  • Warna Hijau
    Warna hijau memberi kesan terus bertumbuh dan berkembang, tenang serta damai pada penerima pesan visualnya.
  • Warna Monokrom
    Warna abu, hitam, atau putih termasuk kedalam golongan warna monokrom. Secara teknis memang hitam dan putih ini tidak termasuk warna. Hitam merupakan ketiadaan warna, sedangkan putih sendiri adalah hasil kombinasi dari semua warna yang ada. Warna monokrom pada website dapat memberi kesan Profesionalitas, kredibilitas dan ketenangan adalah dampaknya. Perusahaan-perusahaan otomotif atau juga teknologi, biasa memanfaatkan warna monokromatik.
  • Warna Emas
    Warna emas memiliki makna prestasi, kesuksesan, kemewahan, kemenangan dan juga kemakmuran. Sama seperti emas dalam bentuk fisik yang menjadi komoditas berharga dan juga prestise di setiap negara.
  • Warna Tosca
    Dalam psikologi warna, warna tosca atau turquoise memiliki makna keseimbangan emosional, stabilitas, ketenangan dan juga kesabaran. Warna tosca dipercaya dapat memberikan semangat ketika seseorang stress mental atau kelelahan dan juga dihinggapi rasa kesepian. Warna toska adalah warna yang baik untuk membantu konsentrasi dan menenangkan sistem saraf sehingga pikiran menjadi lebih jernih juga percaya diri. Warna tosca cocok digunakan untuk pembicara ataupun untuk anda yang sering bekerja ‘multi-tasking’.
  • Warna Magenta
    Warna magenta merupakan perpaduan antara warna merah dan ungu. Kandungan warna merah yang bermakna semangat, kekuatan dan energi tertahan oleh energi tenang warna violet sehingga menciptakan keseimbangan.
Baca Juga :  Pengertian Hosting

Setiap warna–punya filosofi warna, makna, dan potensinya masing-masing, Carl Jung, seorang psikolog ternama, menjadikan warna sebagai alat penting dalam psikoterapi. Argumennya, setiap warna punya makna, potensi, dan kekuatan untuk memengaruhi, bahkan menghasilkan efek tertentu pada produktivitas, emosi, hingga perubahan mood (suasana hati) seseorang.

Saat ini, telah banyak intepretasi makna warna dalam banyak sektor, mulai dari perfilman, fotografi, desain grafis dan interior, bahkan kesehatan sekalipun. Dengan psikologi warna menjadi lebih mudah untuk memilih warna yang akan menarik bagi pengunjung anda. Demikian artikel tentang Psikologi Warna Pada Website,  semoga bermanfaat.

Source: thelogocompany.net,dewaweb.com

Psikologi Warna Pada Website